Tarbiyah Dzatiyah ialah sejumlah sarana tarbiyah yang diberikan orang Muslim atau Muslimah,
kepada dirinya, untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna di seluruh
sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial dan sebagainya, dan naik tinggi ke
tingkat kesempurnaan sebagai manusia. Dengan kata lain Tarbiyah Dzatiyah
ialah tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya
sendiri.
URGENSI TARBIYAH DZATIYAH yaitu :
- Menjaga Diri Mesti Didulukan
daripada Menjaga Orang lain
Tarbiyah seorang Muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya
melindunginya (diri sendiri) dari siksa Allah Ta’ala dan
neraka-Nya. Arti menjaga diri dari neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa’di
Rahimahullah, ialah dengan mewajibkannya mengerjakan perintah Allah Ta’ala,
menjahui larangan-Nya, dan bertaubat dari apa saja yang dimurkai Allah Ta’ala
dan mendatangkan siksa. Inilah makna Tarbiyah Dzatiyah dan salah satu
tujuannya.
2. Jika Anda tidak
Mentarbiyah (Membina) Diri Anda, Siapa yang Mentarbiyah Anda ?
Tarbiyahlah Anda sebelum Anda merasa kehilangan waktu-waktu ketaatan dan
moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal
mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia merugi pada
saat kematian menjemput.
3. Hisab Kelak
Bersifat Individual
Hisab pada Hari Kiamat oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat
Individual, bukan bersifat kolektif. Artinya setiap orang kelak dimintai
pertanggung jawab tentang diri dab sepak terjangnya, baik perbuatan baik atau
buruk, kendayi ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan
penyimpangan. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama
dirinya. Karena itu, barang siapa mentarbiyah dirinya, Insya Allah hisabnya
diringankan dan ia selamat dari siksa dengan rahmat Allah Ta’ala.
4. Tarbiyah
Dzatiyah itu Lebih Mampu Mengadakan Perubahan
Setiap orang pasti punya aib atau kekurangan oleh karena itu ia perlu
memperbaiki seluruh sisi negatif pada dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif
tersebut membengkak. Dan seseorang tidak dapat memperbaiki itu semua dengan
sempurna dan permanen, jika ia tidak melakukan upaya perbaikan ini dengan
Tarbiyah Dzatiyah, karena ia lebih tahu akan dirinya dan rahasianya. Jika ia
menginginkan pembinaan dirinya, ia jugalebih mampu mengendalikan dirinya menuju
manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.
5. Tarbiyah
Dzatiyah adalah Sarana Tsabat (Tegar) dan Istiqomah
Setelah bimbingan Allah , Tarbiyah Dzatiyah adalah sebab yang membuat orang
Muslim tsabat di atas jalan iman dan petunjuk hingga akhir kehidupannya. Dan
juga merupakan garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk
rayu yang dapat membuat orang muslim menyimpang, gugur (dari jalan Dakwah),
loyo, malas, merasa takut akan masa depan, putus asa dengan realitas sekarang.
6. Sarana Dakwah
yang Paling Kuat
Esensinya setiap orang Muslim dan Muslimah adalah dai ke jalan Allah. Ia
perbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan mentarbiyah. Agar ia
diterima ia perlu bekal yang kuat. Dan cara yang efektif untukmendakwahi mereka
dan mendapatkan respon mereka ialah menjadi qudwah (panutan) yang baik dan
teladan istimewa di aspek iman, ilmu, dan akhlaknya. Qudwah tinggi dan pengaruh
kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh banyaknya
khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh Tarbiyah Dzatiyah yang
benar.
7. Cara yang Benar
dalam Memperbaiki Realitas yang Ada
Langkah efektif untuk berjalan di arah yang benar menuju perbaikan dimulai
dengan Tarbiyah Dzatiyah, jika dilakukan setiap orang dengan dirinya,dengan
maksimal, syumul (universal), dan seimbang.
8. Karena
Keistimewaan Tarbiyah Dzatiyah
Pada akhirnya, urgensi Tarbiyah Dzatiyah lainnya ialah mudah di
aplikasikan, sarana- sarananya banyak dan ada terus pada orang Muslim di setiap
waktu, kondisi dan tempat.
SEBAB-SEBAB KETIDAKPEDULIAN
KEPADA TARBIYAH DZATIYAH yaitu :
1. Minimnya Ilmu
2. ketidakjelasan
Sasaran dan Tujuan
3. Lengket dengan
Dunia
4. Pemahaman yang
Salah tentang Tarbiyah
5. Minimnya Basis Tarbiyah
6. Langkahnya
Murabbi (Pembina)
7.
Perasaan akan Panjangnya Angan-angan
SARANA-SARANA TARBIYAH DZATIYAH diantaranya
adalah sebagai berikut :
1.
Muhasabah
Orang Muslim memulai tarbiyah dirinya dengan cara pertama-tama melakukan
muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia
kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak
terperajat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada
Hari Kiamat. Karena besarnya urgensi aspek ini dalam Tarbiyah Dzatiyah, ada
beberapa panduan umum sebagai berikut :
a.
Urgensi Muhasabah secara Rutin
b.
Skala Prioritas yang Penting, yang pertama kali dimuhasabahi seseorang pada
dirinya adalah kesehatan akidahnya, kebersihan tauhidnya, dan kebersihannya
dari syirik kecil dan tersembunyi,yang kedua pelaksanaan kewajiban-kewajiban,
shalat lima waktu berjama’ah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung
hubungan kekerabatan, amar ma’ruf nahi munkar.
c.
Jenis-jenis Muhasabah yaitu :
# Muhasabah sebelum berbuat ialah seseorang berpikir di awal tekad dan
keinginannya, serta tidak segera berbuat hungga ia mendapatkan kejelasan bahwa
keinginannya harus ia kerjakan.
# Muhasabah setelah berbuat dibagi tiga bagian yaitu : muhasabah diri atas
ketaatan kepada Allah yang ia lalaikan, muhasabah diri atas perbuatan yang
lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan dan muhasabah diri atas
hal-hal mubah dan wajar
d.
Muhasabah atas Waktu, memuhasabahi dirinya tentang alokasi waktunya, yang
merupakan usia dan modalnya.
e.
Ingat Hisab Terbesar
2.
Taubat Dari Segala Dosa
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah berkata, “Segera bertaubat dari segala dosa
wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda. Jika taubat ditunda,
pelakunya bermaksiat kepada Allah dengan penundaan taubat. Jika ia bertaubat,
ia masih punya kewajiban taubat lainnya, yaitu taubat dari penundaan taubatnya.
Hal ini jarang sekali terbesit di jiwa orang yang bertaubat ! Dan ia tidak bisa
selamat dari hal ini, kecuali dengan taubat umum dari disa-dosa yang ia ketahui
atau tidak ia ketahui.” Agar sarana ini memberikan pengaruh
tarbiyah kepada jiwa, ada hal-hal yang perlu diingat yaitu :
a.
Hakikat Dosa, ialah tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban syar’i, atau
melalaikannya dalam bentuk tidak mengerjakannya dengan semestinya.
b.
Syarat-syarat Taubat, berhenti dari dosa pada masa mendatang, menyesali
dosa-dosa silamnya, dan bertekad tidak mengerjakannya lagi pada masa mendatang.
c.
Semua Dosa itu Kesalahan
d.
Hukuman di Dunia
e.
Di antara Trik jiwa kita
3.
Mencari Ilmu Dan Memperluas Wawasan
Mencari ilmu dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan adalah aspek penting
dan sarana urgen Tarbiyah Dzatiyah yang ideal dan mengarahkannya dengan
pengarahan yang benar. Ilmu yang menunjang Tarbiyan Dzatiyah adalah ilmu syar’i
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasullah, dan pemahaman salafush
shalih, yang menghasilkan ketakwaan takut kepada-Nya, menunjukan kepada
ketaatan kepada-Nya, mengetahui batasan-batasan dan hukum-hukum-Nya,
mengatarkan ke surga, dan menjauhkan pelakunya dari neraka.
4.
Mengerjakan Amalan-Amalan Iman, diantaranya :
-
Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
-
Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
-
Peduli dengan ibadah dzikir
5. Memperhatikan
Aspek Akhlak (Moral), diantaranya :
-
Sabar
-
Membersihkan hati dari Akhlak Tercela
-
Meningkatkan Kualitas Akhlak
-
Bergaul dengan Orang-orang yang Berakhlak Mulia
-
Memperhatikan Etika-etika umum
6.
Terlibat Dalam Aktivitas Dakwah
Di dalam surat Al-Ashr bahwa orang-orang yang tidak rugi di akhirat
ialah orang-orang yang mempunyai empat sifat yaitu beriman kepada Allah,
beramal shalih, saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat untuk
sabar. Sifat ketiga dan keempat tidak mungkin dapat direalisir kecuali dengan
menunaikan kewajiban berdakwah ke jalan Allah, amar ma’ruf nahi munkar, dalam
suasana cinta dan ukhuwah karena Allah. Agar orang Muslim berinteraksi dengan
Tarbiyah dzatiyah dalam aspek dakwah dan bersemangat melaksanakannya ada
beberapa arahan di antaranya :
-
Merasakan Kewajiban Dakwah
-
Menggunakan Setiap Kesempatan untuk berdakwah
-
Terus-menerus dan tidak Berhenti di Tengah Jalan
-
Pintu-pintu Dakwah itu banyak
-
Kerjasama dengan Pihak Lain
7.
Mujahadah (Jihad)
Di antara syarat dan kondisi yang paling penting ialah jihad melawan jiwa
hingga melaksanakan kewajiban, meninggalkan maksiat, membiasakan mengerjakan
sunnah-sunnah dan ketaatan-ketaatan, lengket dengan Allah dan akhirat. Dalam
masalah ini, ada beberapa hal di antaranya :
a.
Sabar adalah bekal Mujahadah
b. Sumber
Keinginan
c.
Bertahap dalam Melakukan Mujahadah
d. Jadilah Orang
yang Tidak Lalai (selalu dalam keadaan terjaga)
e.
Siapa yang Mengambil Manfaat dari Mujahadah ?
f.
Berdoa dengan Jujur kepada Allah, agar membuahkan hasil yang diharapkan
maka tidak lupa akan kebutuhan kita kepada doa, waktu-waktu dan tempat-tempat
terkabulnya doa, syarat-syarat doa, jangan meminta doa terkabul dengan segera
dan bermanfaatlah untuk kita dan orang lain.
BUAH TARBIYAH
DZATIYAH yaitu :
1. Mendapatkan
Keridhaan Allah dan Surga-Nya
Jika seoarang Muslim melakukan
Tarbiyah Dzatiyah dengan sempurna, ia akan mendapatkan keridhaan Allah, lalu
memperoleh surga-Nya yang merupakan dambaan seluruh orang Muslim di akhirat.
2. Kebahagian dan Ketentraman
Sesungguhnya kebahagiaan dan
ketentraman terletak di kembali kepada Allah dan mentarbiyah dri untuk komitmen
dengan seluruh perintah dan menjahui semua larangan-Nya.
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah
berkata, “Tidak ada kehidupan, kecuali kehidupan para pencinta (Allah), di mana
mata merasa sejuk dengan pihak yang mereka cintai, jiwa mereka tenang
dengan-Nya, hati mereka damai dengan-Nya, senang berdekatan dengan-Nya, dan
senang dengan cinta-Nya. Di hati terdapat kebutuhan yang tidak daoat ditutupi kecuali
dengan cinta kepada Allah, menghadap dan kembali kepada-Nya. Barangsiapa tidak
seperti itu, kehidupannya penuh dengan duka, kesedihan dan kerugian.
3. Dicintai dan
Diterima Allah
Barangsiapa memperbaiki dan mentarbiyah dirinya
untuk beriman, bertakwa dan beramal shalih, ia mendapatkan cinta Allah.
4. Sukses
5. Terjaga dari
keburukan dan hal-hal yang tidak mengenakan
6. Keberkahan di
Waktu dan Harta
7. Sabar atas
Penderitaan dan Semua Kondisi
8. Jiwa Merasa
Aman
[Sumber: Tarbiyah
Dzatiyah karya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan]
Artikel Terkait : TARBIYAH RUHIYAH