Copyright ©2012 Gilang Anggit Pambudi. Powered by Blogger.
RSS

Saturday, May 26, 2012

Download Murottal Anak Muhammad Thaha Al Junayd JUZ 30

Assalamu'alaikum..
Maha Suci Allah yang telah menciptakan suara dan lantunan yang indah dari seorang anak bernama Muhammad Toha Al Junayd. Meskipun umurnya masih kecil, Ia mampu melantunkan Al Quran dengan begitu merdu dan terbilang fasih. Bagi  sobat yang ingin mendownloadnya silahkan klik di sini.

Semoga Bermanfaat.

Download Murottal Ahmad Saud JUZ 30

Assalamu'alaikum sahabat..
Maha Suci Allah Sang Maha Sebaik-Baiknya Pencipta. Subhanallah, begitu merdu lantunan Al Quran yang di lantunkan oleh seorang anak kecil bernama Ahmad Sa'ud. Sangat cocok untuk sobat yang ingin memperlancar bacaan Al Quran atau untuk menghafalnya, karena murottal ini perlahan dan tidak terburu-buru. langsung saja bila sobat ingin mendownloadnya silahkan klik disini .


Semoga Bermanfaat

Ikhlas dan Beberapa Perusaknya


 
Assalamu’alaikum Wr. Wb

         Secara umum amalan hati lebih penting dan ditekankan daripada amalan lahiriyah. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah mengatakan:"Bahwasanya ia meru pakan pokok keimanan dan landasan utama  agama, seperti mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala dan rasulNya, bertawakal kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , ikhlas dalam menjalankan agama semata-mata karena Allah Subhannahu wa Ta'ala , bersyukur kepadaNya, bersabar atas keputusan atau hukumNya, takut dan berharap kepadaNya,.. dan ini semua menurut kesepakatan para ulama adalah perkara wajib (Al fatawa 10/5, juga 20/70)
       Imam Ibnu Qayyim juga pernah berkata: "Amalan hati merupakan hal yang pokok dan utama, sedangkan anggota badan adalah pengikut dan penyempurna. Sesungguhnya niat ibarat ruh, dan gerakan anggota badan adalah jasadnya. Jika ruh itu terlepas maka matilah jasad. Oleh karena itu memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan hati lebih penting daripada memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan gerakan anggota badan (Badai 'ul Fawaid 3/224).
            Lebih jauh lagi dalam kitab yang sama beliau menegaskan bahwa perbuatan yang dilakukan anggota badan tidak ada manfaatnya tanpa amalan hati, dan sesungguhnya amalan hati lebih fardhu (lebih wajib) bagi seorang hamba daripada amalan anggota badan.

Kedudukan Ikhlas
       Ikhlas merupakan hakikat dari agama dan kunci dakwah para rasul Shallallaahu 'alaihi wa Salam .
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya: " Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan meunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. 98:5)
Juga firmanNya yang lain, artinya: "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. 67:2)
Berkata Al Fudhail (Ibnu Iyadl, penj), makna dari kata ahsanu 'amala (lebih baik amalnya) adalah akhlasuhu wa Ashwabuhu, yang lebih ikhlas dan lebih benar (sesuai tuntunan).
            Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu beliau berkata: 'Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda, Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya: "Aku adalah Tuhan yang tidak membutuhkan persekutuan , barang siapa melakukan suatu per-buatan yang di dalamnya menyekutukan Aku dengan selainKu maka Aku tinggalkan dia dan juga sekutunya." (HR. Muslim).
            Oleh karenanya suatu ketaatan apapun bentuknya jika dilakukan dengan tidak ikhlas dan jujur terhadap Allah, maka amalan itu tidak ada nilainya dan tidak berpahala, bahkan pelakuknya akan menghadapi ancaman Allah yang sangat besar. Sebagaimana dalam hadits, bahwa manusia pertama yang akan diadili pada hari kiamat nanti adalah orang yang mati syahid, namun niatnya dalam berperang adalah agar disebut pemberani. Orang kedua yang diadili adalah orang yang belajar dan mengajarkan ilmu serta mempelajari Al Qur'an, namun niatnya supaya disebut sebagai qori' atau alim. Dan orang ketiga adalah orang yang diberi keluasan rizki dan harta lalu ia berinfak dengan harta tersebut akan tetapi tujuannya agar disebut sebagai orang yang dermawan. Maka ketiga orang ini bernasib sama, yakni dimasukkan kedalam Neraka. (na'udzu billah min dzalik). 

Pengertian Ikhlas
Ada beberapa pengertian ikhlas,  diantarnya:
  • Semata-mata bertujuan karena Allah ketika melakukan ketaatan.
  • Ada yang mengatakan ikhlas ialah membersihkan amalan dari ingin mencari perhatian manusia.
  • Sebagian lagi ada yang mendefinisikan bahwa orang yang ikhlas ialah orang yang tidak memperdulikan meskipun seluruh penghormatan dan peng-hargaan hilang dari dirinya dan berpindah kepada orang lain,karena ingin memperbaiki hatinya hanya untuk Allah semata dan ia tidak senang jikalau amalan yang ia lakukan diperhatikan oleh orang,walaupun perbuatan itu sepele.
            Ditanya Sahl bin Abdullah At-Tusturi, Apa yang paling berat bagi nafsu? Ia menjawab: "Ikhlas, karena dengan demikian nafsu tidak memiliki tempat dan bagian lagi." Berkata Sufyan Ats-Tsauri: "Tidak ada yang paling berat untuk kuobati daripada niatku, karena ia selalu berubah-ubah."

Perusak-perusak Keikhlasan
Ada beberapa hal yang bisa merusak keikhlasan yaitu:
  • Riya' ialah memperlihatkan suatu bentuk ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu orang-orangpun memujinya.
  • Sum'ah, yaitu beramal dengan tujuan untuk didengar oleh orang lain (mencari popularitas).
  • 'Ujub, masih termasuk kategori riya' hanya saja Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membedakan keduanya dengan mengatakan bahwa: "Riya' masuk didalam bab menyekutukan Allah denga makhluk, sedang ujub masuk dalam bab menyekutukan Allah dengan diri-sendiri. (Al fatawaa, 10/277)
Disamping itu ada bentuk detail dari perbuatan riya' yang sangat tersembunyi, atau di sebut dengan riya' khafiy' yaitu:
  1. Seseorang sudah secara diam-diam melakukan ketaatan yang ia tidak ingin menampakkannya dan tidak suka jika diketahui oleh banyak orang, akan tatapi bersamaan dengan itu ia menyukai kalau orang lain mendahului salam terhadapnya, menyambutnya dengan ceria dan penuh hormat, memujinya, segera memenuhi keinginannya, diperlakukan lain dalam jual beli (diistimewakan), dan diberi keluasan dalam tempat duduk. Jika itu semua tidak ia dapatkan ia merasa ada beban yang mengganjal dalam hatinya, seolah-olah dengan ketaatan yang ia sembunyikan itu ia mengharapkan agar orang selalu menghormatinya.
  2. Menjadikan ikhlas sebagai wasilah (sarana) bukan maksud dan tujuan.
    Syaikhul Islam telah memperingatkan dari hal yang tersembunyi ini, beliau berkata: "Dikisahkan bahwa Abu Hamid Al Ghazali ketika sampai kepadanya, bahwa barangsiapa yang berbuat ikhlas semata-mata karena Allah selama empatpuluh hari maka akan memancar hikmah dalam hati orang tersebut melalui lisanya (ucapan), berkata Abu Hamid: "Maka aku berbuat ikhlas selama empat puluh hari, namun tidak memancar apa-apa dariku, lalu kusampaikan hal ini kepada sebagian ahli ilmu, maka ia berkata:  "Sesungguhnya kamu ikhlas hanya untuk mendapatkan hikmah, dan ikhlasmu itu bukan karena Allah semata.
    Kemudian Ibnu Taymiyah berkata: "Hal ini dikarenakan manusai terkadang ingin disebut ahli ilmu dan hikmah, dihormati dan dipuji manusia, dan lain-lain, sementara ia tahu bahwa untuk medapatkan semua itu harus dengan cara ikhlas karena Allah.Jika ia menginginkan tujuan pribadi tapi dengan cara berbuat ikhlas karena Allah,maka terjadilah dua hal yang saling bertentangan. Dengan kata lain, Allah di sini hanya dijadikan sebagai sarana saja, sedang tujuannya adalah selain Allah. 
  3. Yaitu apa yang diisyaratkan Ibnu Rajab beliau berkata: "Ada satu hal yang sangat tersembunyi, yaitu terkadang seseorang mencela dan menjelek-jelekan dirinya dihadapan orang lain dengan tujuan agar orang tersebut menganggapnya sebagai orang yang tawadhu' dan merendah, sehingga dengan itu orang justru mengangkat dan memujinya. Ini merupakan pintu riya' yang sangat tersembunyi yang selalu diperingatkan oleh para salafus shaleh.
Cara-cara mengobati riya'
  1. Harus menyadari sepenuhnya , bahwa kita manusia ini semata-mata adalah hamba. Dan tugas seorang hamba adalah mengabdi dengan sepenuh hati, dengan mengharap kucuran belas kasih dan keridhaanNya semata.  
  2. Menyaksikan pemberian Allah, keutamaan dan taufikNya, sehingga segala sesuatunya diukur dengan kehendak Allah bukan kemauan diri sendiri. 
  3. Selalu melihat aib dan kekurangan diri kita, merenungi seberapa banyak bagian dari amal yang telah kita berikan untuk hawa nafsu dan syetan. Karena ketika orang tidak mau melakukan suatu amal, atau melakukannya namun sangat minim maka berarti telah memberikan bagian (yang sebenarnya untuk Allah), kepada hawa nafsu atau syetan.
  4. Memperingatkan diri dengan perintah-perintah Allah yang bisa memperbaiki hati.
  5. Takut akan murka Allah, ketika Dia melihat hati kita selalu dalam keadaan berbuat riya'.
  6. Memperbanyak ibadah-ibadah yang tersembunyi seperti qiyamul lail, shadaqah sirri, menagis karena Allah dikala menyandiri dan sebagainya. 
  7. Membuktikan pengagungan kita kepada Allah, dengan merealisasikan tauhid  dan mengamalkannya.
  8. Mengingat kematian dan sakaratul maut, kubur dan kedah syatannya, hari akhir dan huru-haranya.
  9. Mengenal riya', pintu-pintu masuk dan kesamarannya, sehingga bisa terbebas darinya.
  10. Melihat akibat para pelaku riya' baik di dunia maupun di akhirat.
  11. Meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah dari perbuatan riya'dengan membaca doa:"Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat syirik padahal aku mengetahui,dan aku mohon ampun atas apa-apa yang tidak ku ketahui."
Wallahu a'lam bis shawab.
Disarikan dari buku al ikhlash wa asy syirkul asghar,Dr Abdul Aziz bin Muhammad Al Abdul Lathif, Darul Wathan Riyadh (Ibnu Djawari) 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Thursday, May 24, 2012

TARBIYAH RUHIYAH


Definisi Tarbiyah Ruhiyah : Yaitu membina sisi ruhaniyah manusia agar mampu menjalani hidup ini dengan mudah dan ringan.
Urgensi Tarbiyah Ruhiyah : Ruhani memberikan kekuatan yang lebih untuk menjalani kehidupan dunia ini.
Untuk membentuk ruhiyah ma’nawiyah melalui beberapa aktivitas, yaitu:
·         Talqin mafahim,
yaitu menyampaikan ma’any dan mafahim yang benar tentang hal-hal yang membentuk keimanan dan ketakwaan
·         Taammul ma’any,
yaitu mengajak untuk merenungka nilai-nilai dan segala hal yang ada di sekeliling kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
·         Ta’wid amaly,
yaitu dengan membiasakan untuk melakukan ibadah-ibadah amaly.
Pendek kata, pembentukan ruhiyah ma’nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti qiyamul lail, shaum sunnaah, tilawah Qur’an, dzikir, dan lain-lain. Kita harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah ruhiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalasah ruhiyah, untuk membentuk ruhiyah ma’nawiyahnya. Jangan sampai kita terjebak dalam kebiasaan dan rutinitas.
DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul Tarbiyah Ruhiyah menyebutkan bahwa ada lima faktor penting dalam mencapai takwa.


1.      Mu’ahadah
Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian-perjanjian yang telah kita buat kepada Allah. Hendaknya setiap kita menyendiri dan mengingat perjanjian-perjanjian yang telah kita buat kepada Allah. Dengan mu’ahadah kita akan tetap istiqamah dalam melaksanakan syariat Allah
2.      Muraqabah
Muraqabah adalah merasakan keagungan Allah di setiap waktu dan keadaan, serta merasakan kebersamaannya dalam sepi maupun ramai. Dengan muraqabah kita akan ikhlas, karena setiap fi’il adalah untuk-Nya. Dengan muraqabah kita akan istiqamah. Tak terpengaruh oleh situasi dan kondisi.
3.      Muhasabah
Makna muhasabah adalah hendaknya seorang muslim menghisab dirinya setelah melakukan sebuah amal. Apakan amal itu benar-benar semata untuk meraih ridha Allah ataukah tercampur dengan kepentingan pribadi, riya, ujub atau malah telah mengurangi hak-hak orang lain? Apakah amal yang kita lakukan sudah maksimal? Atau dilaksanakan sekedarnya? Di samping itu muhasabah juga melakukan perhitungan diri antara amaliyah dan dosa. Apakan amaliyah yang kita lakukan sudah cukup menutup dosa? Lalu bagaimana dengan pertobatan? Dengan muhasabah kita akan terbebas dari penyakit hati.
4.      Muaqabah
Muaqabah adalah pemberian sanksi. Sudah sepatutnya bagi kita jika kita telah melalaikan Allah, kita beri sanksi diri kita sebagai mana orangtua memberi sanksi kepada anaknya yang bersalah. Semoga dengan melakukan muaqabah kita menjadi jera berbuat dosa.
5.      Mujahadah
Mujahadah adalah bersungguh-sungguh dalam melaksanaan ibadah. Di sana ada makna memaksakan diri untuk berbuat yang terbaik, menyerahkan yang terbaik dan mengoptimalkan diri dalam beramaliyah. Ibadah adalah tarbiyah. Dengan mengerahkan kapasitas maksimal, itu artinya kita membangkitkan potensi yang terpendam dalam diri kita. Maka integritas kita akan semakin meningkat.




Faktor-faktor yang menumbuh suburkan ruhiyah
Faktor-faktor yang menumbuh suburkan ruhiyah dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu kelompok yang berkaitan dengan kepekaan jiwa dan kelompok amaliyah lahiriyah. Yang termasuk kelompok yang berkaitan dengan kepekaan jiwa adalah:
·      Selalu merasakan muraqabah kepada Allah Mengingat kematian dan kehidupan sesudahnya, cukuplah dengan perkataan Hamid al-Qushairy bahwa: ”Kita semua yakin dengan akan datangnya maut, namun kita tidak mempersiapkan diri. Kita semua yakin akan surga, namun kita tidak beramal untuknya. Dan kita semua yakin akan adanya neraka namun kita tidak merasa takut kepadanya. Lalu atas dasar apa kita bersuka ria?”
·         Membayangkan hari Akhirat dan hal-hal yang berkaitan dengannya

Faktor-faktor Amaliyah Lahiriyah
Amaliyah yang menumbuh suburkan ruhiyah sebenarnya banyak sekali, tetapi ada beberapa yang terpenting. Diantaranya
·         Tilawah Al-Qur’an dengan mentadabburinya.
·         Hidup bersama dengan Rasulullah dan mencontoh sirahnya yang Agung.
·         Selalu menyertai orang-orang pilihan yang mereka yang berhati bersih dan mengenal Allah.
·         Dzikir kepada Allah dalam setiap waktu dan kesempatan,
·         Menangis kepada Allah dalam waktu khalwat.
·         Bersungguh-sungguh membekali diri dengan Ibadah nafilah

Pengaruh Tarbiyah Ruhiyah dalam Pembinaan pribadi dan Ummat
Apabila kita telah memancarkan rohani, berhubungan erat dengan Allah dan ketakwaan, maka tersingkaplah makna dan hakikat. Terbukalah rahasia-rahasia yang hanya dapat di tangkap oleh orang yang jenius dan takwa. Apabila jalan rohani telah kita daki. Dan derajat takwa telah kita raih. Cinta kasih-Nya telah meliput diri. Maka Cahaya Iman akan memancar dalam setiap desah nafas. Cahaya itu akan menyapa sekeliling bagai mentari. Jika cahaya itu menyirami hati yang kerontang, maka suburlah hati itu. Jika cahaya itu menyinari kegelapan batin, tentu teranglah ia. Maka jalan da’wah akan terasa mudah, perjuangan akan terasa ringan, dan pengorbanan menjadi suatu kejamakan.


Artikel Terkait : TARBIYAH DZATIYAH

TARBIYAH DZATIYAH


Tarbiyah Dzatiyah ialah sejumlah sarana tarbiyah yang diberikan orang Muslim atau Muslimah, kepada dirinya, untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna di seluruh sisinya; ilmiah, iman, akhlak, sosial dan sebagainya, dan naik tinggi ke tingkat kesempurnaan sebagai manusia. Dengan kata lain Tarbiyah Dzatiyah ialah tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri.

URGENSI TARBIYAH DZATIYAH yaitu :
  1. Menjaga Diri Mesti Didulukan daripada Menjaga Orang lain
Tarbiyah seorang Muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya (diri sendiri)  dari  siksa Allah Ta’ala dan neraka-Nya. Arti menjaga diri dari neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa’di Rahimahullah, ialah dengan mewajibkannya mengerjakan perintah Allah Ta’ala, menjahui larangan-Nya, dan bertaubat dari apa saja yang dimurkai Allah Ta’ala dan mendatangkan siksa. Inilah makna Tarbiyah Dzatiyah dan salah satu tujuannya.

2.      Jika Anda tidak Mentarbiyah (Membina) Diri Anda, Siapa yang Mentarbiyah Anda ?
Tarbiyahlah Anda sebelum Anda merasa kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia merugi pada saat kematian menjemput.

3.      Hisab Kelak Bersifat Individual
Hisab pada Hari Kiamat oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat Individual, bukan bersifat kolektif. Artinya setiap orang kelak dimintai pertanggung jawab tentang diri dab sepak terjangnya, baik perbuatan baik atau buruk, kendayi ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangan. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya. Karena itu, barang siapa mentarbiyah dirinya, Insya Allah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa dengan rahmat Allah Ta’ala.


4.      Tarbiyah Dzatiyah itu Lebih Mampu Mengadakan Perubahan
Setiap orang pasti punya aib atau kekurangan oleh karena itu ia perlu memperbaiki seluruh sisi negatif pada dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan seseorang tidak dapat memperbaiki itu semua dengan sempurna dan permanen, jika ia tidak melakukan upaya perbaikan ini dengan Tarbiyah Dzatiyah, karena ia lebih tahu akan dirinya dan rahasianya. Jika ia menginginkan pembinaan dirinya, ia jugalebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.

5.      Tarbiyah Dzatiyah adalah Sarana Tsabat (Tegar) dan Istiqomah
Setelah bimbingan Allah , Tarbiyah Dzatiyah adalah sebab yang membuat orang Muslim tsabat di atas jalan iman dan petunjuk hingga akhir kehidupannya. Dan juga merupakan garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu yang dapat membuat orang muslim menyimpang, gugur (dari jalan Dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, putus asa dengan realitas sekarang. 

6.      Sarana Dakwah yang Paling Kuat
Esensinya setiap orang Muslim dan Muslimah adalah dai ke jalan Allah. Ia perbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan mentarbiyah. Agar ia diterima ia perlu bekal yang kuat. Dan cara yang efektif untukmendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah menjadi qudwah (panutan) yang baik dan teladan istimewa di aspek iman, ilmu, dan akhlaknya. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh banyaknya
 khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh Tarbiyah Dzatiyah yang benar. 

7.      Cara yang Benar dalam Memperbaiki Realitas yang Ada
Langkah efektif untuk berjalan di arah yang benar menuju perbaikan dimulai dengan Tarbiyah Dzatiyah, jika dilakukan setiap orang dengan dirinya,dengan maksimal, syumul (universal), dan seimbang.

8.      Karena Keistimewaan Tarbiyah Dzatiyah
Pada akhirnya, urgensi Tarbiyah Dzatiyah lainnya ialah mudah di aplikasikan, sarana- sarananya banyak dan ada terus pada orang Muslim di setiap waktu, kondisi dan tempat.  





SEBAB-SEBAB KETIDAKPEDULIAN KEPADA TARBIYAH DZATIYAH  yaitu :
1.      Minimnya Ilmu
2.      ketidakjelasan Sasaran dan Tujuan
3.      Lengket dengan Dunia
4.      Pemahaman yang Salah tentang Tarbiyah
5.      Minimnya Basis Tarbiyah
6.      Langkahnya Murabbi (Pembina)
7.      Perasaan akan Panjangnya Angan-angan


SARANA-SARANA TARBIYAH DZATIYAH diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Muhasabah
Orang Muslim memulai tarbiyah dirinya dengan cara pertama-tama melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperajat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada Hari Kiamat. Karena besarnya urgensi aspek ini dalam Tarbiyah Dzatiyah, ada beberapa panduan umum sebagai berikut :
a.       Urgensi Muhasabah secara Rutin
b.      Skala Prioritas yang Penting, yang pertama kali dimuhasabahi seseorang pada dirinya adalah kesehatan akidahnya, kebersihan tauhidnya, dan kebersihannya dari syirik kecil dan tersembunyi,yang kedua pelaksanaan kewajiban-kewajiban, shalat lima waktu berjama’ah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung hubungan kekerabatan, amar ma’ruf nahi munkar.
c.       Jenis-jenis Muhasabah  yaitu :
                 # Muhasabah sebelum berbuat ialah seseorang berpikir di awal tekad dan keinginannya, serta tidak segera berbuat hungga ia mendapatkan kejelasan bahwa keinginannya harus ia kerjakan.
                 # Muhasabah setelah berbuat dibagi tiga bagian yaitu : muhasabah diri atas ketaatan kepada Allah yang ia lalaikan, muhasabah diri atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan dan muhasabah diri atas hal-hal mubah dan wajar
d.      Muhasabah atas Waktu, memuhasabahi dirinya tentang alokasi waktunya, yang merupakan usia dan modalnya.
e.       Ingat Hisab Terbesar

2.      Taubat Dari Segala Dosa
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah berkata, “Segera bertaubat dari segala dosa wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda. Jika taubat ditunda, pelakunya bermaksiat kepada Allah dengan penundaan taubat. Jika ia bertaubat, ia masih punya kewajiban taubat lainnya, yaitu taubat dari penundaan taubatnya. Hal ini jarang sekali terbesit di jiwa orang yang bertaubat ! Dan ia tidak bisa selamat dari hal ini, kecuali dengan taubat umum dari disa-dosa yang ia ketahui atau tidak ia ketahui.”    Agar sarana ini memberikan pengaruh tarbiyah kepada jiwa, ada hal-hal yang perlu diingat yaitu :
a.       Hakikat Dosa, ialah tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban syar’i, atau melalaikannya dalam bentuk tidak mengerjakannya dengan semestinya.
b.      Syarat-syarat Taubat, berhenti dari dosa pada masa mendatang, menyesali dosa-dosa silamnya, dan bertekad tidak mengerjakannya lagi pada masa mendatang.
c.       Semua Dosa itu Kesalahan
d.      Hukuman di Dunia
e.       Di antara Trik jiwa kita

3.      Mencari Ilmu Dan Memperluas Wawasan
Mencari ilmu dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan adalah aspek penting dan sarana urgen Tarbiyah Dzatiyah yang ideal dan mengarahkannya dengan pengarahan yang benar. Ilmu yang menunjang Tarbiyan Dzatiyah adalah ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasullah, dan pemahaman salafush shalih, yang menghasilkan ketakwaan takut kepada-Nya, menunjukan kepada ketaatan kepada-Nya, mengetahui batasan-batasan dan hukum-hukum-Nya, mengatarkan ke surga, dan menjauhkan pelakunya dari neraka.

4.      Mengerjakan Amalan-Amalan Iman, diantaranya :
-         Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
-         Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
-          Peduli dengan ibadah dzikir
5.   Memperhatikan Aspek Akhlak (Moral), diantaranya :
-         Sabar
-         Membersihkan hati dari Akhlak Tercela
-         Meningkatkan Kualitas Akhlak
-         Bergaul dengan Orang-orang yang Berakhlak Mulia
-         Memperhatikan Etika-etika umum
      
6.      Terlibat Dalam Aktivitas Dakwah
Di  dalam surat Al-Ashr bahwa orang-orang yang tidak rugi di akhirat ialah orang-orang yang mempunyai empat sifat yaitu beriman kepada Allah, beramal shalih, saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat untuk sabar. Sifat ketiga dan keempat tidak mungkin dapat direalisir kecuali dengan menunaikan kewajiban berdakwah ke jalan Allah, amar ma’ruf nahi munkar, dalam suasana cinta dan ukhuwah karena Allah. Agar orang Muslim berinteraksi dengan Tarbiyah dzatiyah dalam aspek dakwah dan bersemangat melaksanakannya ada beberapa arahan di antaranya :
-         Merasakan Kewajiban Dakwah
-         Menggunakan Setiap Kesempatan untuk berdakwah
-         Terus-menerus dan tidak Berhenti di Tengah Jalan
-         Pintu-pintu Dakwah itu banyak
-         Kerjasama dengan Pihak Lain


7.      Mujahadah (Jihad)
Di antara syarat dan kondisi yang paling penting ialah jihad melawan jiwa hingga melaksanakan kewajiban, meninggalkan maksiat, membiasakan mengerjakan sunnah-sunnah dan ketaatan-ketaatan, lengket dengan Allah dan akhirat. Dalam masalah ini, ada beberapa hal di antaranya :
a.       Sabar adalah bekal Mujahadah
b.      Sumber Keinginan
c.       Bertahap dalam Melakukan Mujahadah
d.      Jadilah Orang yang Tidak Lalai (selalu dalam keadaan terjaga)
e.       Siapa yang Mengambil Manfaat dari Mujahadah ?
f.        Berdoa dengan Jujur kepada Allah, agar membuahkan hasil yang diharapkan maka tidak lupa akan kebutuhan kita kepada doa, waktu-waktu dan tempat-tempat terkabulnya doa, syarat-syarat doa, jangan meminta doa terkabul dengan segera dan bermanfaatlah untuk kita dan orang lain.

BUAH TARBIYAH DZATIYAH yaitu :

1.      Mendapatkan Keridhaan Allah dan Surga-Nya
Jika seoarang Muslim melakukan Tarbiyah Dzatiyah dengan sempurna, ia akan mendapatkan keridhaan Allah, lalu memperoleh surga-Nya yang merupakan dambaan seluruh orang Muslim di akhirat.

2.      Kebahagian dan Ketentraman
Sesungguhnya kebahagiaan dan ketentraman terletak di kembali kepada Allah dan mentarbiyah dri untuk komitmen dengan seluruh perintah dan menjahui semua larangan-Nya.
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah berkata, “Tidak ada kehidupan, kecuali kehidupan para pencinta (Allah), di mana mata merasa sejuk dengan pihak yang mereka cintai, jiwa mereka tenang dengan-Nya, hati mereka damai dengan-Nya, senang berdekatan dengan-Nya, dan senang dengan cinta-Nya. Di hati terdapat kebutuhan yang tidak daoat ditutupi kecuali dengan cinta kepada Allah, menghadap dan kembali kepada-Nya. Barangsiapa tidak seperti itu, kehidupannya penuh dengan duka, kesedihan dan kerugian.
3.      Dicintai dan Diterima Allah
Barangsiapa memperbaiki dan mentarbiyah dirinya untuk beriman, bertakwa dan beramal shalih, ia mendapatkan cinta Allah.
4.      Sukses

5.      Terjaga dari keburukan dan hal-hal yang tidak mengenakan

6.      Keberkahan di Waktu dan Harta

7.      Sabar atas Penderitaan dan Semua Kondisi

8.      Jiwa Merasa Aman 

[Sumber: Tarbiyah Dzatiyah karya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan]


Artikel Terkait : TARBIYAH RUHIYAH

Wujudkan Keajaiban Memori

Apa yang Paling Kita Ingat
            Peluang kita untuk mengingat adalah paling baik ketika informasi meliputi satu dari delapan unsur berikut ini:
1.   Indra
Dengan menggunakan kombinasi penglihatan (mata), bunyi (telinga), gerak (tangan dan kaki), bau (hidung), dan rasa (lidah), akan tercipta memori terkuat. Fokuskan pada unsure-unsur ini :
  • Penglihatan : Gunakan warna, cerah dan gelap. Temukan detail. Berikan cukup waktu untuk melihat segala sesuatu dengan jernih dalam benak Kita. 
  • Bunyi : Dengarlah bunyi sesuatu bilamana mungkin. Praktikkan mendengar dengan penuh perhatian
  • Gerak : Bergeraklah saat Anda berbicara.
  • Merasakan : Menelusuri kembali langkah-langkah kita membantu kita mengingat pemikiran kita, seperti mencari barang yang sebelumnya kita tinggalkan di suatu tempat.
  • Bau : Bau sering kali memicu lebih daripada sekadar fakta-fakta. Emosi dan suara suatu peristiwa dapat dihidupkan kembali melalui asosiasi bau yang kuat
  • Rasa : Bayangkan rasa sesuatu.
2.   Intens
Untuk membuat kesan Anda dapat diingat, intenskanlah mereka: absurd, seksual, penuh warna, berlebih-lebihan dan imajinatif.
Walaupun semua ini intens, pastikan untuk menjaga kesan Anda tetap positif.
3.   Lain Sendiri
Gunakan kualitas yang berbeda
4.   Emosional
Kesan yang bermuatan cinta, kebahagiaan dan kesedihan mudah untuk diingat. Dengan menggunakan kesan dari perasaan hangat, perasaan yang membuat jantung Anda berdegup kencang dan mmancarkan kebahagiaan, akan membantu memori Anda dan pandangan Anda.
5.   Keutamaan Pribadi
Gunakan asosiasi pribadi terhadap kehidupan Anda
6.   Pengulangan
Kebanyakan kita belajar dengan membaca berulang-ulang. Cara efektif untuk memanfaatkan pengulangan adalah berkonsentrasi secara penuh pada materi yang sedang dipelajari dan mengulanginya dengan cara-cara yang berbeda.
7.   Pertama dan Terakhir
Ciptakan banyak pertama dan terakhir dengan memecah informasi menjadi beberapa potongan kecil. Ketika Anda belajar atau mencoba belaajr sesuatu yang baru, ambillah sesering mungkin jeda singkat setiap 30 menit. Ini dapat membantu Anda memperoleh lebih banyak informasi.

Mengupayakan Keajaiban Memori dengan Sistem Cantol
Sistem cantol adalah kata-kata atau hal yang akan kita ingat dihubungkan dengan suatu kata/hal lain yang dapat kita hubungkan dengan kata-kata atau hal lain yang ingin kita ingat tersebut., misalnya :
Sistem cantol akan sangat berhasil jika asosiasinya berwarna-warni, berlebih-lebihan, imajinatif dan absurd.
Beberapa sistem cantol yang dapat digunakan :

1.     Sistem cantol Fonetik
Sistem cantol fonetik menggunakan daftar angka-angka dari 0 hingga 100. Setiap angka memiliki benda yang berasosiasi dengannya. Angka dan benda secara bersama-sama memberikan dasar sampai di mana Anda kemudia mengaitkan atau mengasosiakan hal yang sedang Anda coba ingat. Anda secara literal menggantungkan informasi pada cantolan.

2.     Menghubungkan
Anda dapat menggunakannya untuk mengingat suatu daftar dengan mengaosiasi-kan benda masing-masing pada daftar dengan benda berikutnya. Ini juga dapat menjadi fonadi untuk strategi memori yang lain. Anda menghubungkan hal-hal yang ingin Anda ingat dan merangkaikan mereka semua, serta mengasosiasikan satu dengan lain.

3.     Lokasi
Berarti mengasosiasikan benda secara berurutan dengan lokasi-lokasi tertentu. Misalnya dengan mengaosisasikan daftar nama benda dengan beberapa bagian tubuh. Salah satu trik lokasi lain adalah mengasosiasikan berbagai hal dengan benda-benda di rumah.

4.     Akronim
Akronim mengambil huruf pertama dari beberapa kata dan membuat kata lain.

5.     Mengulang-ulang hingga hafal (Proses mekanis mengingat)
Mengulangi sesuatu berulang-ulang mungkin merupakan cara yang paling tidak efektif untuk mengingat sesuatu, tetapi ini bermanfaat untuk memori jangka pendek.

Wednesday, May 23, 2012

Pergaulan antara Lawan Jenis


Assalamu'alaikum... 
Sahabat berjumpa lagi dalam kesempatan yang sungguh indah ini. Kali ini saya akan berbagi ilmu tentang Pergaulan Muda-Mudi atau dengan Lawan jenis. Sahabat, tahukah kalian bahwa Islam itu begitu istimewa?? tahukah kalian bahwa Islam itu sangat detail??  Yupphh... Islam adalah agama Rahmatan lil 'alamin. 

Nah Sahabat, Di bawah ini diuraikan beberapa aturan Islam berkaitan dengan masalah pergaulan muda-mudi, antara lain :
   1.     Menjaga Pandangan
QS. An-Nur : 30-31
Tidaklah seorang Muslim sedang melihat keindahan wanita kemudian ia menundukkan pandangannya, kecuali Allah akan menggantinya dengan ibadah yang ia dapatkan kemanisannya.” (HR. Ahmad)

Semua mata pada hari kiamat akan menangis, kecuali mata yang menundukkan atas apa yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Dunya)

2.     Menutup Aurat secara Sempurna
QS. Al-Ahzab : 59, QS.An- Nur : 31
Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah)

Dari Abu sa’id RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama lelaki, begitu pula seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan kulit sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut.” (HR. Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin)

3.     Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara dihadapan laki-laki bukan mahram
     "Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidaklah seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab : 32)

4.     Dilarang bagi wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu hari.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama mahramnya.”
             (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin)

5.     Dilarang “berkhalwat” (berdua-duaan antara pria dan wanita)
Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan perempuan, kecuali disertai muhrimnya.” (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin)

6.     Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan, juga sebaliknya.
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW mwlaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki.” (HR. Bukhari dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin

Gimana sahabat??? udah paham kan??  mengkanya nih buat para sahabat, hati-hati ya dalam bergaul. Terutama yang perempuan nih. Jangan gampang terlena dengan mulut laki-laki.. hehhe :D
Oiya sahabat, aturan-aturan dalam Islam itu bukan untuk membuat repot bin ribet kita lohh.. Justru aturan-aturan itu untuk membuat kite orang lebih mulia dan berbeda dengan makhluk yang lainnya. Coba deh perhatikan dalil-dalil di atas, maksudnya untuk menghargai kita.. Sekian dulu ya sahabat. Semoga bermanfaat dan mendatangkan hidayah bagi kita semua ^_^